Peragaan Busana Batik Di Jerman
Peragaan batik dan lurik mewarnai acara Malam Budaya Indonesia bertema "Enhanced Java Islands : A Dynamic Journey from Past to Present" yang digelar KBRI Berlin bekerjasama dengan Pemerintah Kota Berlin di gedung Rote Rathaus , Berlin, Jerman.
Kegiatan promosi dilakukan dalam rangkaian Asia Pacific Week digelar bersama dengan pewakilan Indonesia di Jerman yaitu KJRI Hamburg dan KJRI Frankfurt, ujar Agus Priono, Counsellor KBRI Berlin kepada koresponden Antara London, Senin.
hasil penjualannya disumbangkan untuk korban Gempa Sumatera Barat.
Menurut Agus Priono, Malam Budaya Indonesia dihadiri sekitar 350 warga Jerman memadati gedung pertunjukan bahkan panitia menolak permintaan banyak warga yang ingin menyaksikan malam budaya tersebut karena keterbatasan kapasitas tempat duduk.
"Kami pun memasang layar di luar ruang pertunjukan untuk memenuhi keinginan tersebut," ujar Agus Priono.
Malam budaya Indonesia menyanjikan kekayaan budaya daerah baik yang tradisional maupun moderen para undangan dibawa ke dalam suasana Jawa tempo dulu dengan sajian Tari Merak, Tari Rampak Kendang, Tari Puspito, Tari Jejer Jaran Dawuk dan kemudian berpindah ke Jawa moderen dengan sajian Musik Etnik, Peragaan Busana Batik Lurik, serta nyanyian keroncong.
Peragaan Busana Batik Lurik oleh pragawati dan pragawan Jerman karya perancang Indonesia yang bermukim di Jerman, Lina Berlina Reichel memberikan warna malam budaya tersebut karena Batik Lurik tidak hanya pantas dipakai oleh orang Indonesia tapi juga warga negara lain, khususnya Jerman.
Peragaan Busana Batik Di Madura
Festival Madura 2009 di Sumenep yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur yang bekerja sama dengan Komunitas Seni "Plat M" tersebut dibuka dengan pawai budaya dari Taman Adipura ke "Labang Mesem" di kawasan Pendapa Agung setempat.
Puluhan model yang mengenakan baju batik koleksi salah seorang perajin batik asal Kabupaten Pamekasan, Soraya, menjadi barisan paling depan pawai tersebut disusul barisan empat kelompok musik kontemporer dan penari.
"Kami sengaja melibatkan model yang mengenakan busana batik untuk lebih mengakrabkan batik kepada masyarakat," kata Ketua Panitia Pelaksana Festival Madura 2009 Syafrudin Budiman di Sumenep.
Apalagi, batik sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda yang dihasilkan Indonesia.
"Ini harus disyukuri. Melibatkan model yang mengenakan busana batik adalah salah satu bentuk dari rasa syukur kami atas pengukuhan batik sebagai warisan budaya," kata Syafrudin.
Sementara itu, Soraya menjelaskan, motif batik yang dikenakan para modelnya adalah motif "gaul".
"Itu motif kontemporer yang kami buat khusus dipakai anak-anak muda. Untuk menembus pasar anak muda, kami harus menyesuaikan dengan selera anak muda," katanya di Sumenep.
Ia menjelaskan, selama ini batik dianggap sebagai pakaian bagi orang tua dan tidak cocok digunakan anak muda.
"Kami berusaha mengubah kesan itu dengan cara membuat motif gaul. Melalui pembukaan Festival Madura 2009 ini, kami berusaha mengenalkan motif batik bagi anak muda tersebut," kata Soraya.
Pada tanggal 31 Juli 2009, Batik Cempaka diberi kesempatan yang luar biasa dari Kedubes Indonesia di Filipina untuk mewakili industri batik di Indonesia melakukan Fashion Show Batik di Kota Davao, Filipina. Prosesi penyerahan karangan bunga penghargaan oleh ibu Konjen Filipina kepada Bp. Dhany Fashion show yang dilanjutkan dengan pameran 2 hari tersebut berlangsung tanggal 31 Juli – 2 Agustus 2010. Batik Cempaka tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh Dubes Indonesia untuk Filipina tersebut. Dengan mengeluarkan produk-produk eksklusifnya berupa kain sarung selendang tulis dan dipadukan dengan atasan kebaya khas Indonesia, membuat decak kagum penonton yang memenuhi Main Hall Hotel Marcopolo. Model wanita Filipina yang sudah siap untuk fashion show Setelah itu dilanjutkan dengan sesi pakaian pria. Sekali lagi Batik Cempaka mendapatkan aplaus yang meriah dengan penampilan kemeja eksklusif batik tulis yang menawan. Yang juga membuat bangga Batik Cempaka adalah kesediaan Bapak dan Ibu Lalu Malik Partawana, beliau adalah Bapak Konsul Jenderal Filipina, untuk mengenakan batik tulis produksi Batik Cempaka sekaligus mengenakannya untuk ikut serta dalam fashion show Batik Cempaka. Kolaborasi Batik Cempaka dengan Bapak Ibu Konjen Filipina Lalu Malik Partawana Batik Cempaka mendapatkan aplaus paling meriah pada kesempatan berharga itu. Terima kasih Filipina atas kesempatan yang diberikan kepada Batik Cempaka untuk ikut membantu memperkenalkan Batik Indonesia di dunia internasional. Setelah Fashion Show Batik yang sukses, performa gemilang juga ditunjukkan Batik Cempaka pada pagelaran pameran di dua hari berikutnya. Pengunjung dan pembeli memadati stan khusus Batik Cempaka. Rata-rata pengunjung dan pembeli di stan Batik Cempaka mengungkapkan kekagumannya kepada Batik Cempaka pada perhelatan Fashion Show Batik kemarin. Performa gemilang tidak berhenti di situ. Sekali lagi pihak kedubes mengungkapkan kekagumannya kepada Batik Cempaka dengan memanggil khusus untuk hadir di kantor konjen, dan Alhamdulillah di situ terdapat penjualan yang bagus juga. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar